Kamis, 26 September 2013

Makalah Psikolinguistik


Tugas Makalah

Psikolinguistik

Oleh 
Ni Kadek Widiasih
Kelas: IV A
Nim: 311411065




UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur patut kita panjatkan ke-hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan izin dan kuasa-nya lah kita dapa tmenyelesaikan makalah sederhana init entang.Makalahini kami susun untuk membantu kami dalam proses pembelajaran.
            Pada umumnya, makalah ini terdiri dari 3 bab. Bab 1 membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang da tujuan pembuatan makalah tentang materi yang dibahas. Bab 2 membahas tentang isi. Bab 3 membahas tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Oleh karena itu, makalah yang sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
            Demikian, makalah ini penulis buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Gorontalo, Maret 2013

Penulis
Kelompok 1



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Psikolinguistik atau psikologi bahasa ialah kajian faktor-faktor psikologi dan neurobiologi yang membolehkan manusia memperoleh, menggunakan, dan memahami bahasa. Penglibatan-penglibatan singkat dalam bidang ini pada mula-mulanya merupakan usaha-usaha falsafah, diakibatkan sebahagian besarnya oleh kekurangan data-data yang padu tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Penyelidikan moden mempergunakan biologi, neurosains, sains kognitif, dan teori maklumat untuk mengkaji bagaimana otak memperoses bahasa. Adadnya beberapa subdisiplin; umpamanya, teknik-teknik tak invasif untuk mengkaji pengerjaan neurologi otak semakin digunakan, dengan neurolinguistik kini merupakan sebuah bidang baru pada dirinya.
          Psikolinguistik meliputi proses-proses kognitif yang membolehkan penjanaan ayat-ayat yang bertatabahasa dan bermakna dari segi perbendaharaan kata dan struktur tatabahasa, serta proses-proses yang membolehkan pemahaman pernyataan, perkataan, teks, dan sebagainya. Psikolinguistik perkembangan mengkaji keupayaan bayi-bayi dan kanak-kanak untuk membelajari bahasa, biasanya melalui kaedah-kaedah uji kaji atau sekurang-kurangnya kaedah kuantitatif (dan bukannya pencerapan naturalistik seperti yang dilakukan oleh Jean Piaget dalam penyelidikannya terhadap perkembangan kanak-kanak).

1.2  Permasalahan
a.  Psikologi
b. Linguistik
c.  Psikolinguistik
d. Subdisiplin Psikolinguistik
e.  Induk Disiplin Psikolinguistik
f.  Pokok Bahasan Psikolinguistik

1.3  Tujuan
            Tujuan dari mata kuliah ini adalah dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan memahami ilmu kejiwaan dan berbagai hal yang terkait di dalamnya. Dengan mempelajari secara cermat sesuai dengan petunjuk yang ada pada setiap modul serta dengan mengerjakan  semua tugas dan latihan  serta tes  yang
diberikan,   mahasiswa   akan   berhasil   dalam   menguasai   tujuan-tujuan   yang   telah ditetapkan.























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Psikologi
          Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche  dan logos. Kata psyche berarti “jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos berarti “ilmu”. Jadi, psikologi, secara harfiah berarti “ilmu jiwa”, atau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa. Dulu ketika psikologi masih berada atau merupakan bagian dari ilmu filsafat, definisi bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji jiwa masih bisa dipertahankan. Dalam kepustakaan kita pada tahun lima puluhan pun nama ilmu jiwa lazim digunakan sebagai padanan kata psikologi. Namun, kini istilah ilmu jiwa tidak digunakan lagi karena bidang ilmu ini memang tidak meneliti jiwa atau roh atau sukma sehingga istilah itu kurang tepat.
          Dalam perkembangannya, psikologi telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, yang behavioristik, dan yang kognitifistik.
          Psikologi yang mentalistik melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama psikologi kesadaran adalah mencoba mengkaji proses-proses akal manusia dengan cara mengintrospeksi atau mengkaji diri. Oleh karena itu, psikologi kesadaran lazim juga disebut psikologi introspeksionisme. Psikologi ini merupakan suatu proses akal dengan cara melihat ke dalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terjadi.
          Psikologi yang behavioristik melahirkan aliran yang disebut psikologi perilaku. Tujuan utama psikologi prilaku ini adalah mencoba mengkaji prilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi, dan selanjutnya bagainama mengawasi dan mengontrol perilaku itu. Para pakar psikologi behavioristik ini tidak berminat mengkaji proses-proses akal ini tidak dapat diamati atau diobservasi secara langsung. Jadi, para pakar  psikologi perilaku ini tidak mengkaji ide-ide, pengertian, kemauan, keinginan, maksud, pengharapan, dan segala mekanisme fisiologi. Yang dikaji hanyalah peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyatadan konkret, yaitu kelakuan atau tingkah laku manusia.
          Psikologi yang kognitifistik dal lazim disebut psikologi kognitif mencoba mengkaji proses-proses kognitif manusia secara ilmiah. Yang dimaksud proses kognitif adalah proses-proses akal (pikiran, berpikir) manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan perilaku manusia. Hal utama yang dikaji oleh psikologi kognitif adalah bagaimana cara manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan, mengelurkan, dan menggunakan pengetahuannya, termasuk perkembangan dan penggunaan pengetahuannya, termasuk perkembangan dan penggunaan pengetahuan bahasa. Perbedaanya dengan psikologi kesadaran (yang bersandar pada metalisme tradisional) adalah bahwa menurut proses metabolisme proses-proses akal itu berlangsung setelah terjadinya rangsangan. Sedangkan menurut psikologi kognitif (yang merupakan metalisme modern) proses akal itu dapat terjadi karena adanya kekuatan dari dalam, tanpa adanya rangsangan terlebih dahulu. Prilaku yang muncul sebagai proses akal seperti ini disebut prilaku atau tindakan bertujuan sebagai hasil kreativitas organisme manusia itu sendiri.
          Psikologi sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatan yang sangat luas. Oleh karena itu, mencullah berbagai cabang psikologi yang diberi nama seseuai dengan penerapannya. Di antara cabang-cabang itu adalah psikologi sosial, psikologi perkembangan (masa kanak-kanak), psikologi klinik, psikologi komunikasi, dan psikilogi bahasa.

2.2  Linguistik
          Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut linguis. Namun, perlu dicatat kata linguis dalam bahasa inggris juga berarti “orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa”, selain bermakna “pakar linguistik”. Seorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kaidah-kaidah struktur bahasa, beserta dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Andaikat si linguis ingin memahirkan penggunaan bahasa itutentu juga tidak ada salahnya. Bahkan akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, seseorang yang mahir dan lancar dalam menggunakan beberapa bahasa, belum tentu dia seorang linguis kalau dia tidak mendalami teori tentang bahasa. Orang seperti ini lebih tepat disebut seorang poliglot “berbahasa satu”.
          Kalau dikatakan bahwa linguistik itu adalah ilmi yang objek kajiannya adalah bahasa. Sedangkan bahas itu sendiri merupakan fenomena yang hadir dalam segala aktivitas kehidupan manusia, maka lingistik itu pu menjadi sangat luas bidang kajiannya. Oleh karena itu, kita bisa lihat adanya berbagai cabang linguistik yang dibuat berdasarkan berbagai kriteria atau pandangan. Secara umum pembidangan linguistik itu adalah sebagai berikut.
          Pertama, menurut objek kajiannya, linguistik dapat dibagi menjadi dua cabang besar, yaitu linguistik mikro dan linguistik makro. Objek kajian linguistik mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri yang mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sedangkan objek kajian linguistik makro adalah bahasa dalam hubungannya dengan  faktor-faktor di luar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi dan neurologi. Berkaitan dengan faktor di luar bahasa itu muncullahbidang-bidang seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, dan entolinguistik. Di sini linguistik dipandang sebagai disiplin utama, sedangkan ilmu-ilmu lai sebagai disiplin bawahan.
          Kedua, menurut tujuan kajiannya, linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teorites dan linguistik terapan. Kajian teorites hanya ditunjukkan untuk mencari dan menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian yang ditunjukkan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan  sebagainya.
          Ketiga, adanya yang disebut linguistik sejarah dan sejarah linguistik. Yang pertama linguistik sejarah, mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan perbandingan maupun tidak. Yang kedua sejarah linguistik, mengkaji perkembangan ilmu linguistik, baik menenai tokoh-tokohnya, aliran-aliran teorinya, maupun hasil kerjanya.

2.3  Psikolinguistik
          Secara etimologi telah disinggung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji prilaku kebahasaan atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya juga berbeda.
          Meskipun cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak juga bagian-bagian objeknya yang dikaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan teori yang berlainan. Hasil kajian kedua disiplin ini pun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan. Oleh karena itulah, telah lama dirasakan perlu adanya kerja sama di antara kedua disiplin ini untuk mengkaji bahasa dan hakikat bahasa. Dengan kerja sama kedua disiplin itu diharapkan akan diperoleh hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

2.4  Subdisiplin Psikolinguistik
          Disiplin psikolinguistik telah menjadi bidang ilmu yang sangat luas dan kompleks. Psikolinguistik telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik. Di antara subdisiplin psikolinguistik itu adalah berikut:
a. Psikolinguistik Teorites
Subdisiplin ini membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses-proses mental manusia dalam berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana, dan rancangan intonasi.
b. Psikolinguistik Perkembangan
Subsidi ini berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama (BI) maupu pemerolehan bahasa kedua (B2). Subsidi ini mengkaji pemerolehan fonologi, proses pemerolehan sematik, dan proses pemerolehan sintaksis secara berjenjang, bertahap, dan terpadu.
c.  Psikolinguistik Sosial
Subsidi ini berkenaan dengan aspek-aspek sosial bahasa. Bagi suatu masyarakat-bahasa, bahasa itu bukan hanya merupakan satu gejala dan identitassosial saja, tetapi juga merupakan suatu ikatan batin dan nurani yang sukar ditinggalkan.
d. Psikolinguistik Pendidikan
Subsidi ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran kemahiran membaca, dan kemampuan mengenai peningkatan kemapuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuannya menyampaikan pemikiran dan perasaan.
e.  Psikolinguistik- Neurologi
Subdisiplin ini mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa, dan otak manusia. Para pakar neurologi telah berhasil menganalisis struktur biologis otak, serta memberi nama pada bagian-bagian struktur otak itu.
f.   Psikolinguistik Eksperimen
Subdisiplin ini meliputi dan melakukan eksperimen dalam semua kegian bahasa dan berbahasa pada satu pihak dan prilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.
g. Psikolinguistik Terapan
Sudsiplin ini berkaitan dengan penerapan dari temuan-temuan enam subdisiplin psikolinguistik di atas ke dalam bidang-bidang tertentu yang memperlakukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik, peraturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri, komunikasi, dan susastra.

2.5  Induk Disiplin Psikolinguistik
          Karena nama psikolinguistik merupakan penggabungan dari psikologi dan linguistik, maka muncul pertanyaan : apa induk disiplin   itu? Linguistik atau psikoligi? Beberapa pakar berpendapat, psikolinguistik berinduk pada psikologi karena istilah itu merupakan nama baru dari psikologi bahasa yang telah dikenal beberapa waktu sebelumnya.
           Namun, di Amerika Serikat pada umumnya, psikolinguistik dianggapa sebagai cabang linguistik, meskipun Noam Chomskydan toloh linguistik generatif transpormasi yang dikenal itu, cendrung menempatkan psikolinguistik sebagai cabang psikologi. DI Prancis pada tahun enam puluhan, psikolinguistik dikembangkan oleh pakar psikologi, sedangkan di Inggris, psikolinguistik dikembangkan oleh pakar linguistik yang bekerja sama dengan beberapa pakar psikologi dari Inggris dan Amerika Serikat. Di Rusia psikolinguistik telah dikembangkan oleh pakar linguistik pada institut Linguistik Maskow. Sebaliknya, di Rumania ada kecendrungan menempatkan psikolinguistik sebagai satu disiplin mandiri, tetapi penerapannya lebih banyak diambil oleh linguistik.
          Bagaimana dengan di Indonesia? Tampaknya psikolinguistik dikembangkan di bidang linguistik pada fakultas-fakultas pendidikan bahasa, dan belum pada program nonkependidikan bahasa. Psikolinguistik dan dikembangkan dalam pendidikan bahasa sudah seharusnya diserasikan dengan perkembangan linguistik dan perkembangan psikologi. Untuk itu dituntut adanya penguasaan yang seimbang akan teori-teori psikologi. Lalu, yang patut dikembangakan dalam pendidikan bahasa adalah subdisiplin psikolinguistik perkembangan dan psikolinguistik pendidikan.

2.6  Pokok Bahasan Psikolinguistik
          Dalam kurikulum pendidikan Bahasa pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan mata kuliah psikolinguistik dimasukkan kepadam kelompok mata kuliah proses belajar-mengajar, dan bukan pada kelompok mata kuliah linguistik/kebahasaan. Hal ini karena pokok bahasan dalam psikolinguistik itu erat kaitannya dengan kegiatan proses belajar-mengajar bahasa itu.
          Psikolinguistik tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran bahasa, maka untuk lebih memahami bahasa dan belajar bahasa seseorang harus mempelajari ilmu psikolinguistik seperti yang telah dijelaskan pada awal makalah ini bahwa penggabungan antara ilmu bahasa dan ilmu jiwa terdapat pada psikolinguistik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
          Psikolinguistik adalah ilmu yang menelaah tentang apa yang diperoleh seseorang, jika mereka melaksanakan proses perolehan bahasa (language acquisition); bagaimana mereka memperoleh bahasa (producing language and speech); bagaimana mereka menggunakan bahasa dalam proses mengingat dari memahami bahasa itu (comprehension and memory). Psikolinguistik berhubungan erat dengan psikologi kognitif, yakni psikologi yang membahasa tentang pemaman dan berfikir.
   Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmu kognitif, dan teori informasi untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.

3.2 Saran-saran
   Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori atau pemahaman akan pembuatan makalah yang baik dapat di terapkan pada penulisan dan menghasilkan pemahaman kepada para pembaca, atau suatu hasil karya ilmiah yang nantinya bermanfaat bagi para pembaca, dan lebih mendalam pada perkuliahan psikolinguistik ini.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.








Title: Makalah Psikolinguistik; Written by Ni kadek Widiasih; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar