Jumat, 27 November 2015

Dongen Anak-Anak

PANGERAN KUMBANG DAN PUTRI MALU
By
Ni Kadek Widiasih

            Dahulu kala, hiduplah seekor Pangeran kumbang yang gagah berani, yang menjadi dambaan semua gadis-gadis di taman. Kumbang yang gagah dan tampan ini bagaikan seorang Pangeran asmara yang setiap harinya menebarkan pesona-pesona cinta kepada siapa saja. Pangeran adalah anak seekor Raja kumbang yang menjadi Raja di Istana Negeri Alengka Pura. Setiap hari Pangeran dan sahabatnya Lobak berkeliling di taman dan melihat putri-putri yang segar sedang bermekaran. 
            Di taman ini tumbuhlah seorang putri yang baik hati dan sangat periang. Parasnya yang cantik, dan sangat rajin membantu saudara-saudaranya. Putri adalah seorang anak dari raja Negeri Ayodya Pura, dan telah dibuang oleh Selir raja yang kedua. Sejak kecil Putri diasuh oleh orang tua Umby dan mereka sudah seperti saudara kandung karena setiap harinya selalu pergi mencari madu bersama. Setiap kali Putri dan Umby pergi ke taman selalu melihat seorang Pangeran yang tampan itu. Putri dan Umby selalu melihat Pangeran kumbang berkeliling dan bertemu dengan Mawar dan Melati tanpa pernah sekalipun melihat pada Putri. Dari jauh Putri melihat gerak-gerik pujaan hatinya.
Umby       : “Hayo... lagi menghayal apa?”
                 (Putri terkejut saat Umby bersuara)
Puti          : “Rahasia donk!”
Umby       : oohh, jadi udah rahasia-rahasiaan nih sama aku?
Putri         : “sebenarnya aku lagi menghayal sesuatu yang indah kapan ya, aku bisa ketemu
                                    pengeran kumbang itu?”
Umby       : “jangan menghayal terlalu tinggi, Pangeran mungkin sudah ketemu pujaan
                        hatinya”
Putri         : “tapi apa salahnya kalau aku berharap?”
Umby       :  “baiklah saudaraku, jika itu keinginanmu kita harus mencari waktu yang tepat
                        untuk kau bisa bertemu dengan pangeran.”

            Putri dan Umby menunggu berhari-hari mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan pangeran. Tetapi pengeran selalu saja terlihat sibuk karena Mawar selalu mencari perhatian. Karena Mawar adalah Putri dari sahabat Raja yang kelak akan dijodohkan dengan pangeran. Menjadi permaisuri yang mendampingi pangeran sebagi raja selanjutnya. Namun, Putri selalu bersabar dan hanya mengamati Pangeran dari kejauhan.
            Suatu ketika Pangeran kumbang dengan sahabatnya Lobak mengelilingi taman tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Pangeran dengan Lobak berlari dan bersembunyi pada dedaunan. Bertepatan dengan itu putri dan Umby juga sedang berteduh di balik batu menunggu hujan redah. Putri bernyanyi dengan suara yang indah dan kemudian terdengan sampai ketelinga Pangeran dan Lobak. Pangeran dan Lobak mencari dari siapkan yang hendak menyanyi dengan suara yang merdu itu.

Pangeran : “Lobak, apakah kau mendengar suara itu?”
Lobak      : “Iya Pangeran. Hamba mendengarnya, suara yang sangat indah.”
Pangeran : “Baru kali ini aku mendengar suara seindah itu sahabatku. Dari manakah
                 datangnya suara itu?”.
Lobak      : “Hamba juga kurang tahu pangeran. Mari kita cari saja siapakah gadis itu?”
Pengeran : “Baiklah. Aku juga sudah tidak sabar. Pasti dia seorang gadis yang cantik.”
                
                 Hujan meredah dan akhirnya berhenti, Putri dan Umby yang ingin pulang kerumah karena seharian telah mencari madu untuk keluarga mereka. Tiba-tiba ada suara yang memanggil-manggil dari belakang. Putri dan Umby tidak melihat siapapun karena Pengeran masih dalam semak belukar. Putri dan Umby berlari karena takut ada yang ingin berniat jahat kepada mereka berdua. Mereka berlari agar cepat sampai di rumah.
                 Pangeran dan Lobak terus berusaha mengejar tapi mereka kehilangan jejak putri dan akhirnya memutuskan kembali ke Istana. Sepanjang jalan menuju Istana, pikiran Pangeran terus saja dipenuhi pertanyan siapa kira-kira gadis itu? Suara yang merdu? Pasti parasnya juga cantik.
                 Setelah kejadian itu, pangeran jadi semakin sering berkeliling di taman dan berharap mendengar kembali suara itu dan bertemu dengan siapa yang memiliki suara merdu tersebut.
                 Ketika sedang berkeliling Pangeran mendengar kembali suara itu dari balik pohon. Berkenaan dengan itu, Putri dan Umby sedang mencari madu dari sarang lebah yang baru saja mereka petik. Putri mengambil madu sambil bernyanyi dan tanpa sadar pangeran telah berada di depan mereka berdua. Belum sempat berkata-kata Putri terkejut dan pingsan, dan dengan segera Pangeran merangkul tubuh Putri. Umby menyaksikan kejadian itu kemudian segera membantu Pangeran mengangkat tubuh saudaranya ketempat yang lebih teduh.
Pangeran : “Sedang apakah kalian berdua di tengah hutan?”
Umby       : Dengan gagu ia menjawab. “ka..kami sedang mencari madu paduka. Apakah yang
                 Membawa paduka sampai pada kami?”
Pangeran : “Hemmp... Tidak, Aku hanya sedang berjalan saja dan mendengar suara yang
                 ternyata milik seorang gadis cantik.”
(Taka lama pembicaraan itu berlangsung, akhirnya Putri terbangun dari pingsannya).
Putri         : “Umby, sedang dimanakah kita sekarang?”
Umby       : “Kita masih dihutan saudaraku”
(Putri terkejut dan hampir pingsan untuk kedua kalinya karena tudak menyangka akan bertemu dengan pangeran secara langsung)”
Putri         : “Apa aku sedang bermimpi ya?”
Umby       : “tidak saudaraku, inilah pangeran yang selalu kau dambakan.”
Pangeran : “Bolehkan aku mengetahuai namamu?”
(putri terlihat malu-malu untuk menjawabnya)
Putri         :  “hamba Putri, Pangeran.
Pangeran : “Nama yang yang indah, seindah paras dan suaramu. Aku sudah lama menantikan
                 saat ini putri. Aku telah jatuh cinta saat pertama kali aku mendengar kau bernyanyi
                 ditengah hutan saat hujan deras itu. Maukah kau menerima aku menjadi
                 kekasihmu?”
(lidah Putri terasa kaku untuk menjawab)
Putri         : “apakah yang harus aku katakan? Bagaimana dengan Mawar? Hamba tidak berani
                 Pangeran.”
Umby       : “katakan iya Putri, Mungkin inilah takdirmu saudaraku menjadi ratu negeri ini.”
Pangeran : “kau tenang saja, Mawar bisa aku atasi. Aku tidak bisa menikah dengannya karena
                 aku tidak mencintainya.”
Putri         : Tersenyum dan Berkata “baiklah paduka, hamba tidak akan mampu menolak
                 paduka”

                 Setelah Putri menerima cinta Pangeran. Pangeran mengantar putri dan Umby pulang kerumah untuk meminta izin kepada orang tua angkat putri agar diberikan restu untuk tinggal di Istana dan menjadi pendamping pangeran. Dalam perjalanan mereka terlihat saling mencuri pandang dan sedang kasmaran seperti bunga-bungan di taman yang sedang bermekaran.
                 Setelah diizinkan dan Umby menangis karena akan kehilangan saudara yang amat dia cintai. Dengan keikhlasan hati mereka berpisah dan Putri berangkat diiringi air mata dari keluarga angkatnya yang memperlakukannya sangat baik sejak kecil. Akhirnya kini Putri meraih apa yang dia inginkan bahkan lebih dari pada itu karena Pangeran telah menjadi kekasihnya.
                 Tiba di Istana Putri diperkenalkan kepada Raja dan Ratu. Keduanya sangat senang karena melihat kepolosan dan paras yang cantik dari seorang gadis yang akan mendampingi putra mereka. Putri dan Pangeran merasa senang karena telah diberikan izin untuk menikah. Kemudian hal ini didengar oleh Mawar dari seorang dayang istana dan Mawar terlihat sangat marah. Mawar dan Melati berangkat ke Istana saat itu juga. Dan setiba di Istana mereka melihat Pangeran dan Putri sedang duduk di Taman Istana dan terlihat sangat bahagian dengan kehadiaran putri. Mawar langsung menghampiri Pangeran dan Putri.

(Mawar langsung menampar pipi Putri sampai tertinggal tampak jarinya)
Mawar     : “dasar gadis murahan. Kenapa kau merebut Pangeran dari tanganku?”
Pangeran  : “Mawar apa yang kau lakukan? Jangan kau sakiti dia. Akulah yang pantas
                 menerima semuanya. Akan aku jelaskan kepadamu, sebenarnya aku tidak pernah
                 mencintaimu Mawar. Dahulu aku bersedia, karena aku tidak mengetahui
                 kelakuanmu. Dan kini aku berharap kau jangan lagi menggagu hidupku dan Putri.
(Putri menangis ketakutan dan kemudian Mawar pulang kerumahnya)
Pangeran : “Sudahlah sayangku. Tidak akan ada seorang pun yang bisa memisahkan kita, aku
                 akan selalu ada untukmu”

                 Keadaan semakin bertambah panas dengan kejadian itu. Mawar tidak akan tinggal diam karena dia merasa elah dicampahkan oleh Pangeran. Mawar dan Melati kemudian menemui nenek buyut Mawar yaitu Nyi Laba yang berada di negeri seberang. Mawar datang dengan tujuan ingin menyingkirkan putri agar dia bisa merebut cinta Pangeran kembali.
                 Nyi Laba tinggal di sebuah Gua yang sangat seram dan tanpa ragu Mawar dan Melati masuk karena sebelumnya sedah pernah berkunjung ke tempat ini. Kedatangan Mawar dan Melati disambut baik oleh nenek mereka.

Nyi Laba  : “oh... cucu-cucuku. Apa yang membuat kalian sampai menemuiku?”
Melati      : “Mawar telah kehilangan pengeran Nek. Bisakah nenek menyingkirkan Putri
                 yang sekarang sedang bersama pangeran?”
Mawar     : “iya Nek. Aku ingin merebut kembali cinta pengeran dan menjadi penguasa
                 negeri Alengka Pura.
Nyi Laba  : “Baiklah jika itu yang kalian inginkan. Tapi aku tidak bisa menggunakan mantra
                 untuk membunuh nyawa orang karena aku bisa mati.”
Melati      : “Bagaimana jika nenek menyihirnya saja menjadi Putri yang pemalu, jika
                 pangeran mendekat maka dia akan menutup diri.”
Mawar     : “itu cukup pelajaran buat dia Nek.”
Nyi Laba  : “Baiklah akan aku kerjakan dan sekarang kalian pulanglah dan tunggu hasilnya.”

                 Mawar dan Melati kembali ke Negeri Alengka Pura. Dalam beberapa hari menjelang pernikahan yang akan di langsungkan untuk Putri dan Pangeran tiba-tiba Putri pingsan dan tidak sadarkan diri selama 5 hari. Keadaan Istana sangat kacau, beberapa tabib-tabib sakti yang diminta mengobati penyakit Putri juga tidak bisa sembuh. Terpaksa pernikahan ini tertunda dan menunggu kesembuhan Putri.
                 Pangeran memanggil peramal Istana, apakah yang harus dilakukan untuk kesembuhan Putri. Peramal tidak bisa menerawang karena Nyi Laba telah melapisi seluruh bahan Putri dengan kekuatan sihirnya. Nyi Laba adalah seorang Penyihir jahat yang telah di asingkan sejak lama dari Negeri Alengka Pura. Akhirnya ada sebuah petunjuk yang akan memberatkan hati Pangeran. Bahwa Pangeran jangan lagi mendekati Putri karena apa bila Pangeran mendekat dan menyentuh Putri maka Putri akan Pingsan. Putri tidak boleh bertemu dengan suapapun apalagi akan menikah dengan Pangeran.
                 Kenyataan ini membuat pangeran terpaksa harus berpisah dengan gadis yang dia cintai. Putri kemudian di asingkan ke hutan yang jauh dari Istana dan tidak ada satupun makhluk yang di sana. Putri dibawa pergi sebelum pangeran terbangun dari tidurnya, hal ini dilakukan secara diam-diam agar pangeran tidak mengetahuinya. Ketika Pengeran ingin melihat kekasihnya, dengan amarah dan rasa tak berdaya menerima semua kanyataan bahwa putri telah di buang ke tempat yang sangat jauh. Pangeran sangat ingin menyusul Putri tetapi Raja sakit dan kemudian meninggal dunia. Secara otomatis Pangeraan yang harus meneruskan pemerintahan di Negeri Alengka Pura.
                 Sejak kepergian Putri, terlihat kesedihan yang mendalam dari wajah Pangeran. Dan itulah kesempatan yang digunakan Mawar untuk mengisi kekosongan hati Pangeran. Dalam beberapa bulan kemudian Pangeran harus dinikahkan dengan Mawar walaupun tidak berdasarkan rasa cinta. Bertahun-tahun telah berlalu, Pangeran masih mengharapkan putri kembali. Walaupun kini Pangeran telah menjadi Raja Negeri Alengka Pura dengan pendamping Ratu Mawar tetap saja Pangeran tidak merasakan kebahagiaan.
                 Bertahun-tahun Pangeran telah menikah dan belum juga memperoleh keturunan. Karena Pangeran sejak awal pernikahannya sudah mengetahui bahwa Mawarlah yang telah menyakiti Putri dan Pangeran terpaksa menikah dengannya karena permintaan terakhir dari Ayahnya. Dan kini sepanjang hidupnya Pangeran tidak pernah bisa mencintai dengan tulus, Pangeran selalu menyakiti hati Permaisurinya dan banyak gadis-gadis lain yang dipermainkannya. Itulah sebabnya, Pangeran disebut Pangeran Kumbang karena tidak pernah bisa mencintai seorang gadis saja. Akhirnya  Mawar menyesali perbuatannya, karena keserakahannya kini dia harus merasakan batin tersiksa sampai akhir ayatnya.
                 Penderitaan yang dirasakan Mawar tidak sebanding dengan Putri yang hidup dalam kesendirian. Karena Putri tidak bisa bertemu kepada siappun.  Putri terlihat menutup diri jika bertemu dengan siapa saja, itulah sebabnya disebut sebagai Putri Malu.
   
Pangeran Kumbang
Lobak sahabat Pangeran

Nyi Laba (Penyihir Jahat)
Read more ...
Jumat, 20 November 2015

Artikel tingkat kesukaran dan daya beda butir soal


Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Tes Sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015

Ni Kadek Widiasih

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra dan Budaya
Universitas Negeri Gorontalo

Anggota

Sayama Malabar
Sance Lamusu

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?, Bagaimanakah tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?, dan Bagaimanakah daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif-kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh soal tes sumatif Ujian Akhir Semester Ganjil beserta hasil jawaban siswa.
Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan di atas, data-data tersebut dianalisis dengan teknik dokumentasi, wawancara, baca, dan catat. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, dilakukan analisis terhadap soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS). Hasilnya menunjukkan bahwa 1) kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) terdapat 16 (32%) butir soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat guru; 2) tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) tidak ada soal yang termasuk kategori sukar (0%), 35 termasuk kategori sedang (70%), dan 15 termasuk kategori mudah; 3) daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) terdapat 10 soal kategori baik (20%) dan 40 soal kategori tidak baik (80%). Simpulannya tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 belum penunjukkan proporsoinal dan perlu diadakannya revisi.

PENDAHULUAN

Tes merupakan salah satu alat untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang tehadap pertanyaan (Widoyoko, 2012:1). Hasil tes yang diperoleh akan menjadi cermin baik tidaknya tes yang digunakan. Gambaran mengenai baik-buruknya suatu perangkat tes dapat dilihat dari kualitas soal yang digunakan. Tes dengan kualitas yang baik akan memiliki butir-butir soal yang baik. Oleh karena itu, setelah proses evaluasi dilakukan, guru perlu melakukan tindak lanjut dengan memperbaiki hasil yang telah diperoleh. Dalam hal ini dilakukan analisis butir soal agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas memadai. Dengan menganalisis butir soal dapat diperoleh informasi kekurangan sebuah soal.
Butir soal yang baik adalah yang tingkat kesulitannya cukupan, tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau terlalau sulit tidak baiknya karena kuduanya tidak mencerminkan capaian hasil pembelajaran yang dilakukan, karena baik sisa kelompok tinggi maupun rendah sama-sama berhasil atau gagal (Nurgiyantoro, 2010:194). Menganalisis butir soal berarti melihat aspek tingkat kesukaran, daya beda suatu soal. Mengukur indeks kesukaran untuk mengetahui tingkat kesulitan dan kemudah suatu soal, dan mengukur daya beda untuk mengetahui tingkat kesukaran, sedang, dan mudahnya suatu soal yang akan diujikan.
Nurkancana (1983:134) mengemukakan bahwa analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Sedangkan analisis daya beda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes dalam kategori lemah atau tinggi prestasinya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, selama ini tim pembuat soal tes Sumatif UAS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sudah pernah melakukan analisis butir soal yang disusun. Hal ini disebabkan atas kesalahan penyajian soal tes Sumatif UAS tidak hanya diakibatkan pada kurang telitinya siswa dalam mengerjakan tes, akan tetapi diakibatkan oleh lemahnya butir soal yang disusun. Oleh sebab itu, analisis terhadap soal tes Sumatif  penting dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal dan penyajian mutu soal yang akan diujikan pada tahun-tahun selanjutnya.
Sehubungan dengan permasalahan ini, teori yang melandasi adalah teori yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1987: 126-127) mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis butir soal dapat dijabarkan sebagai berikut:
1)      Mengukur skor pada jawaban siswa dari skor yang tertinggi berturut-turut sampai skor yang terbawah.
2)      Mengambil sebanyak 27,5 % jumlah siswa dari skor yang tertinggi dan 27,5 % dari skor terendah. Kelompok yang pertama disebut kelompok tinggi (kelompok siswa yang skornya tinggi), sedangkan yang kedua disebut kelompok rendah, dan sisanya sebagai kelompok tengah. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut terutama disarankan jika jumlah siswa cukup besar, sebaliknya jika hanya sedikit, cukup dibedakan menjadi kelompok tinggi dan kelompok rendah saja.
3)      Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per siswa. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Sedangkan kelompok tengah ditinggalkan. Berdasarkan analisis atau identifikasi ini akan dapat dihitung tingkat kesukaran dan daya beda masing-masing butir soal.
Nurgiyantoro (1987:126) mengemukakan analisis butir soal dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Tingkat kesukaran dan daya beda dijelaskan sebagai berikut ini.
1)      Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal biasanya juga diartikan sebagai tingkat kesulitan soal. Menurut Oller (dalam Nurgiyantoro, 1987:128) mengatakan bahwa tingkat kesulitan (item difficulty) adalah pertanyaan tentang seberapa mudah dan sulit butir soal bagi siswa yang dikenai pengukuran. Dalam hal ini, Oller sendiri lebih suka mempergunakan istilah item facility (tingkat fasilitas) karena hal yang dimaksud sebenarnya adalah seberapa besar suatu butir soal memberi fasilitas atau kemudahan bagi siswa.
Butir soal yang baik adalah yang tingkat kesulitannya cukup, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Butir soal yang demikian dianggap tidak memberi informasi apa-apa tentang pembedaan prestasi antara tiap individu.
Untuk menghitung indeks tingkat kesulitan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: jumlah jawaban betul kelompok tinggi (FH) ditambah jawaban betul kelompok rendah (FL) dibagi jumlah siswa kedua kelompok tersebut (N). Jika ditulis dengan rumus, indeks tingkat kesuitan (IF) tersebut adalah sebagai berikut.
                       (Nurgiyantoro, 1987:128)
Ket.
IF      = Indeks tingkat kesukaran yang dicari
FH     = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL     = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
N       = Jumlah siswa kedua kelompok

2)      Daya Beda
Daya beda (item discriminability) maksudnya adalah seberapa besar suatu butir soal dapat memebedakan antara siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Butir soal yang baik adalah dapat membedakan antara kedua kelompok tersebut secara layak. Hal itu berdasarkan logika bahwa siswa dari kelompok tinggi seharusnya dapat menjawab dengan betul yang lebih banyak daripada kelompok rendah (Oller dalam Nurgiyantoro,1987:129).
Daya beda soal dihitung berdasarkan perbedaan jumlah jawaban betul untuk tiap butir soal antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Jika terjadi kelompok rendah menjawab betul lebih banyak daripada kelompok tinggi, butir soal yang bersangkutan kurang baik karena menyalahi logika. Untuk mencari indeks daya beda suatu butir soal dilakukan dengan cara sebagai berikut: jumlah jawaban betul kelompok tinggi dikurangi jumlah jawaban betul kelompok rendah kemudian dibagi jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah (27,5 persen). Jika ditulis dengan rumus indeks daya beda tersebut adalah sebagai berikut.
                         (Nurgiyantoro, 1987: 129)

Ket.
ID        = Indeks daya beda yang dicari
FH       = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL       = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
N         = Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah, atau 27,5 % subjek
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif . Metode deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarakan data apa adanya tentang hasil penelitian mengenai hasil jawaban siswa menjawab tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS). Objek dalam penelitian ini adalah soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS).
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik dokumentasi, tehnik wawancara, tehnik baca, dan tehnik catat. Tehnik analisis data dilakukan dengan cara, 1) mengidentifikasi jawaban benar dan jawaban salah pada lembar jawaban siswa; 2) mengklasifikasi jawaban benar dan jawaban salah pada lembar jawaban siswa sesuai urutan skor dari yang tertinggi sampai yang terendah; 3) mengukur tingkat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka tingkat kesukaran  yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1987:128) yaitu untuk mengetahui daya beda butir soal menggunakan rumus dan lebih jelasnya telah disajikan pada kajian teori; 4) menguraikan analisis soal tes sumatif berdasarkan tingkat kesukaran dan daya beda soal; 5) menyimpulkan hasil analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat, bahwa tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan kategori Taksonomi Bloom masih terdapat soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat guru. Pada kisi-kisi guru terdapat 4 soal pengetahuan (C1), 8 soal pemahaman (C2), 22 soal penerapan (C3), 7 soal analisis (C4), 6 soal sintesis (C5), 3 soal evaluasi (C6). Soal-soal yang tidak sesuai berdasarkan analisis Taksonomi Bloom sebanyak 16 butir soal (32%) terdapat pada nomor 2, 12, 16, 19, 20, 23, 24, 25, 28, 39, 40, 41, 42, 44, 45, dan 48. Soal yang sesuai berdasarkan penentuan kisi-kisi oleh guru dan analisis Taksonomi Bloom sebanyak 34 butir soal (68%).
Pada tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 tidak proporsional. Dari 50 butir soal, yang tergolong sukar tidak ada (0%), yang tergolong sedang 35 butir (70%), dan yang tergolong mudah (30%). Soal yang baik bila tingkat kesukarannya mampu membedakan kemampuan siswa kelompok tingggi dan siswa kelompok rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Noll (dalam Nurgiyantoro, 1987:128) yang menyatakan bahwa butir soal yang baik adalah yang tingkat kesukarannya cukupan, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Butir soal yang demikian tidak memberikan informasi apa-apa tentang perbedaan prestasi antara tiap individu.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 pada kategori baik 10 butir (20%), tidak baik 40 butir (80%). Hal ini membuktikan bahwa daya beda butir soal tes tersebut masih sangat lemah. Hasil perhitungan daya beda soal rata-rata memperoleh skor <0,25. Oleh karena itu, Oller (dalam Nurgiyantoro, 1987:130) menyatakan bahwa butir soal yang baik indeks daya pembedanya paling tidak harus mencapai 0,25 atau bahkan 0,35. Butir soal yang indeks daya pembedanya yang kurang dari 0,25 dianggap tidak layak, dan harus direvisi atau diganti.
Sebuah butir soal dinyatakan layak jika tingkan kesukaran dan daya beda butir soal dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Walaupun tingkan kesukaran telah memenuhi standar, tetapi daya bedanya rendah, di bawah 0,25, butir soal tersebut tetap dinyatakan tidak layak. Demikian pula sebabliknya. Hal ini biasanya sulit untuk dipenuhi terutama yang terkait dengan daya beda soal. Hal ini tetap dilakukan untuk memperoleh tingkat kepercayaan suatu tes.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1)      Kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan analisis Taksonomi Bloom menunjukkan  beberapa kategori yang tidak sesuai yaitu sebanyak 16 butir soal (32%) dan butir soal yang sesuai sebanyak 34 (68%).
2)      Tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan soal yang tergolong sukar tidak ada, soal yang tergolong sedang 35 butir (70%), dan soal yang tergolong mudah 15 butir (30%).
3)      Daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 masih sangat lemah, sebab soal yang tergolong baik 10 butir (20%), sedangkan soal yang tergolong tidak baik 40 butir (80%).

DAFTAR RUJUKAN
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE

Nurkancana, Wayan. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasoinal.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta



Read more ...